Rabu, 04 November 2015

Surat Elam untuk Ibu Susi Pudjiastuti




Geti Lama, 2 November 2015

Kepada ibu Susi Pudjiastuti
Di Jakarta

Salamb hormat,
Perkenalkan nama saya Elam Kodobo. Umur saya 10 tahun. Saya tinggal di SD Negeri Geti Lama, Bacan Barat Utara.

Saya akan ceritakan tentang desa saya. Rumah aku pinggir pantai. Kalau aku pergi ke pantai jalan saja sedikit sudah sampai. Ibu Susi aku to tidak suka orang-orang luar. To mereka itu mau bom ikan. Kalau mereka bom ikan, kuta tidak makan tidak makan ikan lagi. Ibu, laut kuta to bagus sekali. Tapi, masyarakat-masyarakat membuang sampah di pinggir lautnya. Jadi ikan pun tidak datang lagi semua ke desa kita. Apakah ibu Susi pernah melihat ikan lumba-lumba? Ada ikan hiu, besar banget ikan itu.

Aku selalu merawat karang-karang yang di laut. Supaya ikan pun tidak meninggalkan tempatnya to. Kalau karang itu sudah tidak ada, ikan pun sudah tidak ada, tidak ada di karang itu. Kalau bukan itu sudah tidak ada di karang iitu akan kita ambil gimana? Karena orang-orang luar itu jahat. Dia bom ikan-ikan yang di karang itu. Jadi ikan itu sudah tidak ada lagi.

Ini tentang soki ya.
Setiap hari aku sepulang sekolah aku mencari bia dengan papaco. Papaco itu enak sekali. Biar pun aku sendiri, aku tidak takut. Soki-soki itu indah sekali. Sudah sore aku sudah pulang dari soki. Badan ku kotor sekali. Jadi mamaku marah sama aku.

Aku pergi ke sekolah. Terus aku sudah pulang sekolah, aku pergi cari lagi. Aku pergi ke soki. Aku naik-naik batang soki. Paling asik sekali. Elam paling senang sekali. Satu kali Elam naik di batang kayu, Elam jatuh. Paling sakit sekali, dan paling berluka. Langsung mama Elam obat, langsung sembuh Elam bisa berjalan yang lurus. Terus aku pergi lagi untuk main-main lagi ke soki. Terus aku naik lagi ke batang soki. Untung saja aku tidak jatuh lagi. Aku naik-naik lagi sampai ke ujung terus, aku turun sudah tidak bisa lagi. Jadi aku menangis. Untung saja ada Tika teman ku. Tika yang membantu aku. Jadi aku masih baik lagi. Terus aku main-main sekali lagi.

Ibu, di kebun saya ada ikan banyak sekali. Aku mau cerita.

Dulu aku dengan pak Mabrur jalan-jalan di pantai. Kalau pergi ke pantai selalu aku melihat karang-karang yang ada di laut. Aku melihat ikan. Wah, bagus banget. Terus aku ingat orang-orang yang membuang sampah di laut. Jadi aku to tidak mau kalau desa kita kkotor. Jadi aku bilang sama orang tua ku, jangan buang sampah di pinggir laut. Ikan-ikan pun juga takut, karena terlalu kotor airnya.
Terus orang pun juga bom ikannya. Jadi ikannya sudah tidak ada lagi. Di karang aku mengajakb pak Mabrur untuk ke laut melihatnya. Untung masih ada sedikit ikannya.

Ibu, setiap hari aku pergi ke kebun untuk mengambil sayur. Terus aku memasak sayurnya. Bumbunya rempah-rempah bawang merah, bawang putih. Terus ada juga roiko juga rica. Terus aku sudah habis memasak sayur, aku masak lagi ikan. Ibuku bilang sama aku bagini: 
"Elam, ikannya goreng saja, ikannya jangan di masak ya". 
Terus aku sudah habis masak, aku pergi mandi. Terus aku sudah habis mandi, berganti pakaian. Terus aku sudah habis berpakai pakaian ibuku bilang sama aku begini:
"mari kita makan bersama Elam, kamu jangan makan ikannya, kamu makan sayurnya saja. Supaya kamu pintar, supaya kamu bisa punya cita-cita. Kata ibu kamu yang menulis surat itu, kalau kalau kamu makan sayur-sayuran pasti badan kamu sehat dan kamu tidak sakit-sakit lagi. Supaya kamu juga bisa menulis surat sama ibu-ibu yang di Jakarta. Supaya kamu juga bisa ikut lomba. Kalau kamu pergi ke sekolah kamu minum susu dulu. Supaya badan kamu sehat dan kamu pandai menulis surat sama ibu-ibu kalian."

Jadi aku bilang sama ibuku: 

"nanti aku minum bu. Ibu taruh saja di atas meja. Tunggu sebentar, aku berpakai dulu bajuku ini dengan rapi, kalau pergi ke sekolah, supaya jangan ibu marah sama kita lagi. Kalau baju kita tidak rapi." Begitu!

Itu saja ceritaku ini kepada ibu menteri Kelautan dan Perikanan. Salam ya ibu Susi Pudjiastuti.

Ananda
Elam Kodobo

0 Komentar:

Posting Komentar