Sabtu, 10 Juli 2021

Malam Minggu Bersama si-Beruang Kutub

 


Selamat malam minggu. Semoga sehat dan tidak kesepian.

Tentang kesepian, akan memiliki sudut pandang tersendiri saat membaca novelet Claudio Orrego ini.

Kenang-kenangan Mengejutkan si Beruang Kutub. Sebuah judul yang sekilas--setidaknya tangkapanku--menggambarkan kiprah politik negara sekitaran kutub.

Buku ini mengendap agak berdebu dan masih dengan balutan plastik dari penerbit lebih 6 bulan lalu. Baru kubuka tiga hari lalu.

Penulis mengawali Novelet dengan sebuah pengantar; bagaimana Ia mendapatkan kenang-kenangan & pengalaman Baltazar (si Beruang) secara misterius.

Pengantarnya di sini cukup untuk menyambungkan logika yang terputus. Bagaimana Baltazar bisa merenung, memgingat kampung halamannya sampai menjelaskan mengapa dia marah & ngamuk pada penjaga kandangnya di kebun binatang, pertemuannya dengan seorang anak gelandangan yang memanggil rasa ibanya, hingga pengalaman cinta pertamanya dan menjadi satu-satunya kebahagiaan yang tersisa, sebagai teman dalam lamunannya.

Di awal cerita penulis langsung bercerita sebagai Baltazar. Bagaimana latar belakang kampung halamannya yang serba putih sama dengan bulu tubuhnya yang tebal, siang dan malam yang panjang, para camar yang menjengkelkan namun Ia rindukan saat malam panjang tiba. Hingga bagaimana Ia bisa sampai di balik jeruji besi yang mulai saat itu menjadi kampung halamannya yang baru.

Bab-bab berikutnya banyak sekali renungan-renungan arif lagi bijaksana dari seekor beruang kutub yang sangat manusiawi. Masalah-masalah kemanusiaan seperti kewenangan, kekuasaan, penghambaan dan kebebasan menjadi sajian dari banyak hal yang Ia lihat & jumpai dari dalam kerangkengnya.

Di sini terlihat betapa kesepian Baltazar untuk membahas problem kemanusiaan. Ia hanya merindukan kebebasan, namun cukup sadar diri & mengerti dengan keadaannya dalam kerangkeng.

Rekomendasi untuk bacaan singkat tapi padat pesan, makna, pembelajaran dan inspirasi. Biasanya buku cerita yang menyorot problem kemanusiaan akan berbuku tebal. Dan karya Orrego ini cukup berbeda, singkat namun padat.

Buku ini kupesan langsung dari website @marjinkiri dan dapet diskon. Kubeli dari honor terakhir dari menjadi aparat desa di kampung halamanku.

Jumat, 25 Juni 2021

Melalui Kopi, Kamu Mau Cerita Apa?



Melalui kopi, kamu mau cerita apa?

Di gambar ini ada buku dari @marjinkiri tentang cerita fabel.

Buku ini ditujukan untuk bacaan anak-anak. Ceritanya ringan tapi cukup membawa pembaca turut berpikir kritis.

Meskipun fabel, kisah di dalamnya tidak meninggalkan realita. Ini cocok banget untuk menyadarkan sejak dini tentang keadaan sesungguhnya yang sedang terjadi di lingkungan pada anak.

Jika fasilitator atau pendampingnya dengan baik memanfaatkan kesempatan dari bacaan ini, memungkinkan anak akan memiliki empati yang tinggi terhadap lingkungannya.

Tokoh-tokoh di dalamnya yang lucu dan pandai mengambil peran, akan menarik antusias anak saat membacanya atau mendengarkan saat dibacakan atau didongengkan.

Di sana ada sekelompok kucing yang berserikat menyelamatkan generasi burung camar lengkap dengan ensiklopedia profesor.

Ada juga tikus dan monyet sebagai oposisi dari perserikatan para kucing.

Kisah ini diawali dengan drama si Camar yang terperangkap tumpahan oli/minyak bumi saat sedang mencari makan di sebuah pantai dekat pelabuhan.

-----------

Untuk para Bapak dan Ibu muda atau calon Bapak dan Ibu, atau siapapun yang ingin menyajikan bacaan untuk anak yang agak berbeda, buku ini sangat direkomendasikan.

Kamis, 24 Juni 2021

[Somay dan RM. Kartini]

Siang menjelang sore, di tengah keluangan waktu yang paripurna. Seterangnya ini hanya sebuah kalimat njlimet untuk menggantikan kata; malas.

Menyusun design souvenir pernikahan untuk sepupuku. Souvenir pernikahan anti mainstream katanya, sewaktu menggarap beberapa souvenir akhir tahun lalu untuk beberapa pelanggan @maxlare.co. Ia mendambakan saat resepsi pernikahannya membuat souvenir beginian (souvenir kopi). Dan ini tiba waktunya.

Sebuah telpon dari teman fasilitator petani dari perusahaan ternama, masuk. Menanyakan kopi apakah sudah siap dikirim. Membuka kembali catatan di kepala; apakah hari ini ada janji pengiriman. Sepertinya iya.

Spontan menyelesaikan design, dan melesat ke roastery dengan kopi dalam karung. Tanpa A B C D, langsung kunyalakan mesin roasting. Sepupu yang biasa meroastingkan, anaknya tengah rewel. Ibu-ibu dengan profesi dan buah hatinya memang luar biasa.

Kapasitas 5 kg mesin. Harus kulakukan sampai 3 kali penyangraian untuk menyelesaikan pesanan. Menjelang magrib barulah tuntas.

Menyalin, mengepak, dan melakukan kelengkapan lainnya selesai saat adzan magrib juga selesai.

Dengan was-was menerobos serangga malam yang mulai berkeliaran di jalan, berharap masih ada bis dari Gisting ke Bandar Lampung.

Sesampainya di swalayan ternama, sejumlah uang kuambil dari ATM untuk biaya pengiriman. Penjual somai yang setia masih ada di depan swalayan. Dengan keakraban sekaligus kepolosannya, Ia menyapa. Kujawab seperlunya dan memberi pesan; nanti aku balik mas.

Ke ekspedisi pengiriman, menyelesaikan kiriman ke salah satu kota di jawa. Lalu berjalan pelan menuju swalayan, dengan sebentar-sebentar melihat spion. Berharap sebuah bis tujuan Bandar Lampung ada di belakangku. Sampai di swalayan lagi, bis belum juga muncul.

Kupesan somai. Mengeluhkan kekhawatiran ke penjual somai. Dengan tidak memiliki tujuan apa-apa kecuali mengeluh saja.

Somai kulahap dengan terus melihat arah bis dari Kota Agung. Dan mas penjual somai pergi tanpa permisi, meninggalkan kuali yang masih ada beberapa somai sedang tergoreng untuk pemesan yang duduk di emperan swalayan.

Tak berapa lama, dan tak sampai somai dalam kwalinya gosong, Ia sudah kembali. Meneruskan aktivitas menggorengnya sambil berkata pelan.

"Anu mas, kata RM. Kartini yang biasa nganter paket, kalau jam segini biasanya sudah tidak ada bis lagi. Tapi semoga masih ada yang nyasar."

Aha, betapa lugu dan bertele-telenya dia mengatakan itu. Berbanding terbalik dengan inisiatifnya yang tepat dan tentu melibatkan empati yang tinggi.

Seringnya hal-hal heroik semacam ini mereka lakukan tanpa pamrih. Tanpa embel-embel somainya akan langsung diborong habis.

Adakah yang sering menemukan hal-hal haru begini?