Kamis, 21 September 2017

Akulah Kalah



Akulah Kalah

renta diri merapuh dan luluh,
hujan pelangi dan tatap tajam mentari
memancar sinar dan semburat wajah
pemilik binar sepasang mata teduh
menabur rasa dan warna rahasia sunyi
alam yang tenang bersemai dihati gelisah

berawan-awan murung menghitam
mendung menggantung bergulung-gulung mengandung guntur
dan berkilat-kilat menggoda cinta mata terpejam
menanti lebat rindu jatuh mengguyur

sekujur wajah kemarau yang merayu hamparan waktu
mendayu-dayu dari bukit-bukit detik nan tandus
kesana kemari dan berlari menderu debu
disapu angin kering mendera halus

dicelah julai kata, memupuslah tiang pancang tabah
yang lama terbenam menanam angkuh dan terus tumbuh
bercokol mengakar lebat hingga jauh ke lubuk tuah
diserapnya semua daya air dan hidup hingga jatuh

tersungkur lumpuh bersimpuh
dan menyerah
kalah
lah
ah
h

Mayoe
Yogyakarta, 21 September 2017 M
1 Muharram 1439 H

Related Posts:

  • Tidur dan Bangun Sadarku Tidur dan Bangun Sadarku Datanglah kepada malam yang kelam, dan beristirah dalam jenak wajah pepohonan di kaki gunung-gunung yang temaram … Read More
  • Kehidupan I Kehidupan I Dari yang tak terhingga di ketel kehidupanku  direbus dengan air asam garam lautan cinta yang mendidih sepanjang siang … Read More
  • Kehidupan II Kehidupan II Aku terlahir dari rahim belantara raya hutan hasil percintaan gejolak, asam, garam rimba lautan melepas biru air kedalamanny… Read More
  • Terbakar Masa Terbakar Masa *mayoe wahai pemilik cahaya dan cinta betapa sakit tak terkira mendapati diri tersiksa oleh gelap, sorot mata sendu&n… Read More
  • Diam Merapi, Leleh Menoreh Diam Merapi, Leleh Menoreh Diamku merapi,  lalu meleleh hingga menoreh hati dengan tinta mendidih lahar pedih, kabutkan mata jalanan. K… Read More

0 Komentar:

Posting Komentar