Rabu, 13 Juni 2018

Bersama Turun Tangan di Ujung Ramadhan

Sore, di penghujung bulan ramadhan saya bersama teman satu tim Pengajar Muda penempatan kabupaten Konawe mendapat ajakan dari komunitas Relawan @turuntangankonawe. Kami diajak berkunjung ke rumah salah seorang warga di sudut Ibu Kota Kabupaten; Unaaha.

Mulai pukul 15.00 WITA, kami berkumpul di sebuah kafe. Tentu bukan untuk makan atau ngopi,  selain karena kafe belum tersedia makanan,  tapi sebagian besar kami juga insya Alloh berpuasa. Indocafe namanya. Sebuah kafe yang dimiliki salah seorang punggawa @turuntangankonawe yakni Saudara Arman.

Arman, bersama beberapa pemuda Konawe, khususnya Unaaha sejak November 2017 berkomitmen untuk turut andil dalam dunia kesukarelawanan bersama gerakan nasional; @turuntangan. Sejak saat itu,  berbagai kegiatan kerelawanan di tingkat kabupaten mereka geluti. Mulai dari berkunjung,  bersilatirahmi ke warga-warga pinggir kota sampai membuka perpustakaan jalanan pada hari-hari tertentu, telah menjadi kesibukan di sela-sela kesibukan bekerja mereka.

Saya yang pendatang dan didapuk sebagai Pengajar Muda yang dari Gerakan Indonesia Mengajar ditugaskan untuk berkolaborasi bersama para relawan menjadi bertambah haru dan optomis akan semakin banyaknya orang-orang berbuat baik untuk sesama. Bukan untuk sebuah eksistensi suatu gerakan atau pamer kebaikan, tapi lebih pada bagaimana kebaikan itu diteruskan untuk menular.

Mereka para relawan turun tangan bukan lah orang pengangguran yang banyak waktu luang,  sehingga sempat untuk berkegiatan sosial,  terutama kesukarelawanan. Tapi lebih bagaimana mereka adalah manusia biasa yang juga memiliki kebutuhan untuk berbuat baik. Seperti halnya kebutuhan jasmani seperti; berpakaian, makan, dan berumah tinggal yang membutuhkan upaya dan juga ruang waktu yang cukup untuk memenuhinya. Demikian dengan berbuat baik. Tentu mereka para sukarelawan juga berdisiplin membagi segenap dayanya untuk berbuat baik. Baik waktu,  tenaga,  buah fikiran,  kehadiran, dan simpati juga empati.

Tentu jelas mereka yang telah sibuk dengan profesi masing-masing berupaya sepenuh hati untuk terus berbagi kebaikan. Seperti teman Arman misalnya,  Ia adalah pengusaha kafe, yang seharusnya sibuk dengan pengembangan usaha kafenya, di sini Ia dengan rendah hati untuk terus menumbuhkan jiwa kesukarelawanan pada setiap generasi, utamanya para pemuda di Konawe. Jadilah kafenya menjadi tempat berkumpul,  bahkan sekretariat Gerakan Turun Tangan Konawe. Juga dengan teman-teman yang lain, ada yang berprofesi sebagai Polisi, Jurnalis salah satu media di Kendari, staf suatu Dinas di Pemerintahan, Guru dan ada juga Mahasiswa Paca Sarjana.

Tentu kami, terutama saya sendiri sebagai Pengajar Muda seperti seorang penambang yang menemukan emas berlimpah-limpah, seperti seorang musyafir menemukan air di tengah perjalanan yang penuh dahaga, saat saya dapat bertemu para sukarelawan Gerakan Turun Tangan. Mereka pun demikian. Begitu antusias mereka bertemu kami. Obrolan tentang kesukarelawanan langsung mengalir. Sperti derasnya sungai-sungai di Konawe ini. Ke depan semoga kita dapat berkolaborasi untuk suatu arti kebaikan, kesukarelawanan, terlebih adalah hidup sesama.


0 Komentar:

Posting Komentar