Selasa, 28 November 2017

Kuis Hadiah Maulid

Kuis Hadiah Maulid Siang tadi Yu Kalis Mardiasih kirim pesan lewat WA. Memintaku untuk mengikuti kuisnya di FB. Langsung meluncur ke beranda Fbnya. Setelah terbaca habis, ku iyakan tawarannya. Mulai dari situ aku bingung, “Opo sing meh tak tulis.” Apa lagi tentang guru, ngaji pula. Kalau...

Gorengan Bunga-bunga Manis Itu

Gorengan Bunga-bunga Manis Itu Sepiring, kau suguhi aku; beberapa mendoan, bakwan dan pisang goreng itu. Lantas kau: kok cuma mendoan sama bakwan aja mas. Aku sudah memastikan, pisang itu rasanya tidak berbeda dengan mendoan dan bakwan. Dan kau: beda mas, itu aku sendiri yang goreng. Justru karena itu, kataku. Manisnya seketika layu sejak kau berfikir jamuan untukku. Sambil kulirik sudut matamu:...

Biji-biji Sepi

Biji-biji Sepi Kau tahu, bagaimana kopi merajut sepi? Dirosting dengan bara api kerinduan, menguapkan kandungan cinta yang berlebihan. Kering, dan menghitam serupa arang tanpa pernah membara. Hingga benar-benar renyah ditumbuk, kehalusan bisu menyimpan serbuk kenangan dalam toples-toples memori yang berbaris. Sesendok takar diolah dengan berbagai cara, seduh, didih, uap, suling menjadi cairan hitam...

Selasa, 21 November 2017

Kramas Rindu

Kramas Rindu Kau perempuan, tahu bagaimana masalah yang dihadapi memanjangkan rambut. Gatal-gatal, mudah patah, rontok, kusut dan bau. Itu karena, lama tak dikramas dengan sampo dan dirapikan dengan conditioner. Kau biarkan begitu, serupalah kau dengan orang gila. Juga aku, lelaki seorang ini, tau bagaimana masalah yang dihadapi memanjangkan rindu. Gatal-gatal, mudah patah, rontok, kusut...

Sudah Minum Kopi Kan? Sini Kubisiki Kau

Sudah minum kopi kan? Sini ku bisiki kau: Tahu kau, mengapa lelaki hobi sekali potong rambut. Ada yang tiga Bulan sekali, dua bulan sekali, sebulan, dua minggu, bahkan ada yang hanya hitungan hari saja sudah gatal mau potong lagi. Rambut itu daya tahan. Boleh dikata; kesetiaan. Atau lebih syar'i lagi; ialah puasa. Dalam semua itu butuh dan memang merupakan komitmen, kekuatan, pengorbanan juga...

Kopiku

Kopiku Sore ini ku seduh dua cangkir kopi. Satu cangkir untukku, dan satu cangkir lagi untukku. Satu cangkir dengan kopi kapal api dan sedikit gula. Satunya lagi dengan kopi kapal api dan sedikit gula. Satu cangkir dengan air mendidih. Satu cangkir lagi dengan air mendidih. Satu belangan dan sekali dalam rebusan. Ku saji dengan dua potong sagu. Supaya kau tau, berlipat kumerindu. Dan beberapa biji...

Dengarkan Ceritaku

Dengarkan Ceritaku Di pelosok desa Halmahera sana, signal hp itu susahnya minta ampun. Untuk sekedar memberi dan mencari kabar sanak keluarga di Jawa saja, butuh banget perjuangan ekstra. Perlu naik perahu. Mendayung dengan penerangan senter di kepala. Jangan dipikir air lautnya tenang, seperti danau-danau buatan di Jawa. Walaupun tak terlalu besar, tapi tidak bisa dibilang kecil. Dan aku Jawa,...

Mungkin, Secangkir Cinta

Mungkin, Secangkir Cinta Kau ini jahat. Membuatku mabuk hebat dan selama ini. Secangkir kopi tubruk yang kau suguhkan, itu lah biangnya. Menyeduh kopi dengan air mendidih, tak mengapa. Aku pun sudah biasa. Tapi senyum di bibirmu, mengapa kau biarkan jatuh menggulai secangkir kopi itu. Baru sesapan pertama, sudah langsung membuatku berkeringat. Hingga sesapan terakhir, benar-benar membuat susah...

Selasa, 14 November 2017

Mengarungi Lautan Ayahanda

Merenungi Lautan Cinta Sunyi Ayahanda Lautan.  Adakah ayahanda, yang tak engkau? Tenang, dalam gejolak sepi. Berbagai rona  wajah datarmu. Sembunyikan asam, garam, rasa dalam dada. Mengharu. Biru digulung. Ombak dan badai,  merasai jantung, dengum degam. Dicengkeram...

Minggu, 12 November 2017

Kehidupan II

Kehidupan II Aku terlahir dari rahim belantara raya hutan hasil percintaan gejolak, asam, garam rimba lautan melepas biru air kedalamannya menjadi uap panas diterbangkan mengudara dengan awan bergumpal-gumpal diarak ketinggian angin menggiring tersengal-sengal  menuju puncak  kawah...

Sabtu, 11 November 2017

Kehidupan I

Kehidupan I Dari yang tak terhingga di ketel kehidupanku  direbus dengan air asam garam lautan cinta yang mendidih sepanjang siang menguapkan ke udara panas hingga hangat senja menjelang malam berkeciak menyuling dengan tiupan kelam yang panjang dan dingin kembali cair menggantung...

Kamis, 09 November 2017

Diam Merapi, Leleh Menoreh

Diam Merapi, Leleh Menoreh Diamku merapi,  lalu meleleh hingga menoreh hati dengan tinta mendidih lahar pedih, kabutkan mata jalanan. Kereta waktu datang dan pergi membawa senyum. Rekah kelopak sekuntum bunga mawar yang mengurung sepi dengan duri. Di jari pemetik luka berdarah-darah...