Jumat, 29 Desember 2017

Awan Madu, Membiusku

Awan Madu, Membiusku Awan-awan berarak itu pada suatu musim yang dulu datang memberi kabar pilu merasuk menjadi duri dalam kalbu dari air, memutih disuntik beku membius seonggok daging ini mati rasa, warna dan aroma madu menjadi batu dibalut lumut sepi gantungkan senyum pagi,...

Bunga Karang Lawu

Bunga Karang Lawu Dengan pandang Lawu, dulu aku pernah patah, bunga di karang putih awan-awan kapas seperti batu berarak, aliran sungai hingga pantai panjang Dan malam-malam beku yang gundah dipeluk dingin, berselimut kabut di kaki lembah-lembah yang tabah menekuri puncak, menciumi...

Sabtu, 23 Desember 2017

Batu Gunung, Sepiku

Batu Gunung, Sepiku Duhai kekasih dan hidupku di sini teronggok berpeluk gelap yang beku membelit, udara selimut kawat menancap penuh paku menusuk-nusuk semakin dalam, semakin gerakku meringkuk menyusut menjadi batu di puncak gunung sepiku.  Kabut basah, badai berbagai arah memukul,...

Senin, 18 Desember 2017

Tengah Perjalanan 171217

Tengah Perjalanan 171217 Ini puncak telah taklukan  merbabu, aku padamu  ini pundak berserah, pelukan  udara menjadi pakaianmu Kala hawamu menggerah atau membeku  ada 'ku tersisa, terperangkap menemani  menyerap hawa panas dari didihan keringatmu  atau...

Sabtu, 16 Desember 2017

Lindu Rinduku

Lindu Rinduku Dulu waktuku kecil saat ada lindu, setelahnya kucari-cari di pohon dadapwaru. Kukira jejaknya ada di sana. Karena saat lindu terjadi, ia menggoncang-goncang pohon dadapwaru itu. Hingga akarnya turut berguncang dan merambat menggetarkan tanah. Sampailah pada rumahku dan pohon-pohon...

Jumat, 15 Desember 2017

Haji Merbabu

Mungkin pernah terdengar, dari kicau burung atau desir angin, tentang haji Merbabu. Barangkali aneh dan akan mendapat fatwa sesat dari para penyandang daun telinga berpagar tinggi. Dan sesuatu lelucon saja bagi yang mengukur puncak dengan ketinggian daratannya. Puncak, haji sendiri secara...

Kamis, 14 Desember 2017

Menatap Awanmu

Menatap Awanmu Dari wajah barat merapi, kumenatap sepagi itu. Berjajar bukit, membujur dari kaki sumbing, ke pantai selatan langkah mataku, melintang ketatkan  sabuk di pinggang yang menopang  lengkung, mendukung bongkah cerita di punggung menciumi bukit, menoreh  kecupan-kecupan...

Rabu, 13 Desember 2017

Wajah Kenangan

Wajah Kenangan Kenangan di wajah tenang dan di baliknya bergejolak tak tentu seperti badai arus air laut yang menggiling berpusar menyerap berbagai yang terapung atau tertulis dengan dingin puncak gunung yang membekukan setiap kulit dan sendi tapi membakar mengupas lapisan wajah pedih...

Rabu, 06 Desember 2017

Di Kaki Bukit Kerinduan

Di Kaki Bukit Kerinduan  Bagaimana akan kupertahankan kerinduan ini. Terlebih lagi mendaki ke puncak. Sementara baru sampai kaki-kaki bukit saja sudah dibuat menggigil dan hampir beku. Itu pun telah kutawar dengan menghisap kehangatan candu yang mengepulkan bayangmu. Barangkali kerinduanku...

Selasa, 28 November 2017

Kuis Hadiah Maulid

Kuis Hadiah Maulid Siang tadi Yu Kalis Mardiasih kirim pesan lewat WA. Memintaku untuk mengikuti kuisnya di FB. Langsung meluncur ke beranda Fbnya. Setelah terbaca habis, ku iyakan tawarannya. Mulai dari situ aku bingung, “Opo sing meh tak tulis.” Apa lagi tentang guru, ngaji pula. Kalau...

Gorengan Bunga-bunga Manis Itu

Gorengan Bunga-bunga Manis Itu Sepiring, kau suguhi aku; beberapa mendoan, bakwan dan pisang goreng itu. Lantas kau: kok cuma mendoan sama bakwan aja mas. Aku sudah memastikan, pisang itu rasanya tidak berbeda dengan mendoan dan bakwan. Dan kau: beda mas, itu aku sendiri yang goreng. Justru karena itu, kataku. Manisnya seketika layu sejak kau berfikir jamuan untukku. Sambil kulirik sudut matamu:...

Biji-biji Sepi

Biji-biji Sepi Kau tahu, bagaimana kopi merajut sepi? Dirosting dengan bara api kerinduan, menguapkan kandungan cinta yang berlebihan. Kering, dan menghitam serupa arang tanpa pernah membara. Hingga benar-benar renyah ditumbuk, kehalusan bisu menyimpan serbuk kenangan dalam toples-toples memori yang berbaris. Sesendok takar diolah dengan berbagai cara, seduh, didih, uap, suling menjadi cairan hitam...

Selasa, 21 November 2017

Kramas Rindu

Kramas Rindu Kau perempuan, tahu bagaimana masalah yang dihadapi memanjangkan rambut. Gatal-gatal, mudah patah, rontok, kusut dan bau. Itu karena, lama tak dikramas dengan sampo dan dirapikan dengan conditioner. Kau biarkan begitu, serupalah kau dengan orang gila. Juga aku, lelaki seorang ini, tau bagaimana masalah yang dihadapi memanjangkan rindu. Gatal-gatal, mudah patah, rontok, kusut...

Sudah Minum Kopi Kan? Sini Kubisiki Kau

Sudah minum kopi kan? Sini ku bisiki kau: Tahu kau, mengapa lelaki hobi sekali potong rambut. Ada yang tiga Bulan sekali, dua bulan sekali, sebulan, dua minggu, bahkan ada yang hanya hitungan hari saja sudah gatal mau potong lagi. Rambut itu daya tahan. Boleh dikata; kesetiaan. Atau lebih syar'i lagi; ialah puasa. Dalam semua itu butuh dan memang merupakan komitmen, kekuatan, pengorbanan juga...

Kopiku

Kopiku Sore ini ku seduh dua cangkir kopi. Satu cangkir untukku, dan satu cangkir lagi untukku. Satu cangkir dengan kopi kapal api dan sedikit gula. Satunya lagi dengan kopi kapal api dan sedikit gula. Satu cangkir dengan air mendidih. Satu cangkir lagi dengan air mendidih. Satu belangan dan sekali dalam rebusan. Ku saji dengan dua potong sagu. Supaya kau tau, berlipat kumerindu. Dan beberapa biji...

Dengarkan Ceritaku

Dengarkan Ceritaku Di pelosok desa Halmahera sana, signal hp itu susahnya minta ampun. Untuk sekedar memberi dan mencari kabar sanak keluarga di Jawa saja, butuh banget perjuangan ekstra. Perlu naik perahu. Mendayung dengan penerangan senter di kepala. Jangan dipikir air lautnya tenang, seperti danau-danau buatan di Jawa. Walaupun tak terlalu besar, tapi tidak bisa dibilang kecil. Dan aku Jawa,...

Mungkin, Secangkir Cinta

Mungkin, Secangkir Cinta Kau ini jahat. Membuatku mabuk hebat dan selama ini. Secangkir kopi tubruk yang kau suguhkan, itu lah biangnya. Menyeduh kopi dengan air mendidih, tak mengapa. Aku pun sudah biasa. Tapi senyum di bibirmu, mengapa kau biarkan jatuh menggulai secangkir kopi itu. Baru sesapan pertama, sudah langsung membuatku berkeringat. Hingga sesapan terakhir, benar-benar membuat susah...

Selasa, 14 November 2017

Mengarungi Lautan Ayahanda

Merenungi Lautan Cinta Sunyi Ayahanda Lautan.  Adakah ayahanda, yang tak engkau? Tenang, dalam gejolak sepi. Berbagai rona  wajah datarmu. Sembunyikan asam, garam, rasa dalam dada. Mengharu. Biru digulung. Ombak dan badai,  merasai jantung, dengum degam. Dicengkeram...

Minggu, 12 November 2017

Kehidupan II

Kehidupan II Aku terlahir dari rahim belantara raya hutan hasil percintaan gejolak, asam, garam rimba lautan melepas biru air kedalamannya menjadi uap panas diterbangkan mengudara dengan awan bergumpal-gumpal diarak ketinggian angin menggiring tersengal-sengal  menuju puncak  kawah...

Sabtu, 11 November 2017

Kehidupan I

Kehidupan I Dari yang tak terhingga di ketel kehidupanku  direbus dengan air asam garam lautan cinta yang mendidih sepanjang siang menguapkan ke udara panas hingga hangat senja menjelang malam berkeciak menyuling dengan tiupan kelam yang panjang dan dingin kembali cair menggantung...

Kamis, 09 November 2017

Diam Merapi, Leleh Menoreh

Diam Merapi, Leleh Menoreh Diamku merapi,  lalu meleleh hingga menoreh hati dengan tinta mendidih lahar pedih, kabutkan mata jalanan. Kereta waktu datang dan pergi membawa senyum. Rekah kelopak sekuntum bunga mawar yang mengurung sepi dengan duri. Di jari pemetik luka berdarah-darah...

Selasa, 17 Oktober 2017

Antara Ada dan Tiada Pribumi

p { margin-bottom: 0.1in; line-height: 120%; }Oleh: Mayoe Hari ini saya senang sekali, membaca timeline begitu ramai dengan kata “Pribumi”. Betul-betul menyenangi kata ini, dengan kesejatian maknanya. Karena memang bumi yang sudah tua ini telah kehilangan peri-perinya. Susah dan memang...

Kamis, 12 Oktober 2017

Tidur dan Bangun Sadarku

Tidur dan Bangun Sadarku Datanglah kepada malam yang kelam, dan beristirah dalam jenak wajah pepohonan di kaki gunung-gunung yang temaram dibalik terang pelita dan teduhnya rembulan,  hingga terlelap dari mata gelap dan terbaring ditepi suatu jalan panjang, nafas usia menjelang...

Minggu, 01 Oktober 2017

Kerendahan Dipuncak Saba

Kerendahan Dipuncak Saba Didini fajar hari yang menjelang ini duduku dilereng Sindoro selatan bertengadah bersama rimba yang menderas dari puncak sunyi saba menelusuri akar, batang, daun,  bunga dan buah tabah yang tak henti mengalir hingga kering di riuh kerendahan jantung kota yang...

Selasa, 26 September 2017

Sesesap Sajak Bapak

Sesesap Sajak Bapak Di celah jemari 'ku diapit selimut kasih menggulung tubuhnya yang dingin teriris-iris pahit berbagi sempit, getir resah membubuh bara nyalaku dibakar dari akar menjalar 'ku dihisap dari ujung ubun sesap desah, getir pahit, sesak hujamkan mendasar hingga terendap...

Jumat, 22 September 2017

Percakapan Senja di Stasiun Tugu

Percakapan Senja di Stasiun Tugu "Mengapa harus diungkapkan walau tahu akan tetap terbata dengan kata yang mudah menguap bersama udara?" "Bahwa tanpa kata, cinta tetap terbaca dengan gerak yang serba menjadi tak biasa?" "Telah cukup pengalaman, sebagai bahan menyulam rajutan sepotong...

Kamis, 21 September 2017

Buah Abadi & Leng Kali Leng

Gambar diambil dari laman berita detakriaunews.com Buah Abadi & Leng Kali Leng Buah-buah abadi berkeliling mengepung berbaris-baris bertumpuk-tumpuk berkata-kata bicara berupa-rupa sesak berjejal suara-suara dikotak-kotak bersekat tingkat-tingkat menjulang tinggi-tinggi menggapai...

Akulah Kalah

Akulah Kalah renta diri merapuh dan luluh, hujan pelangi dan tatap tajam mentari memancar sinar dan semburat wajah pemilik binar sepasang mata teduh menabur rasa dan warna rahasia sunyi alam yang tenang bersemai dihati gelisah berawan-awan murung menghitam mendung menggantung bergulung-gulung...