Jumat, 16 Oktober 2015

Kita Kebingungan

Baru kali ini pose ku saat berfoto berhasil bener-bener natural. Aku tidak berperan sebagai apa-apa di sini. Hanya memerankan diriku saja.
Nasihat orang-orang tua pada ku: "dalam kebingungan, ubahlah posisi mu lebih dekat dengan tanah —jika saat kebingungan mu dalam berdiri maka jongkok lah, kemudian jika masih saja kebingungan ada maka berpegangan lah, jika masih juga ada maka duduk lah, dan jika tetap kebingungan terus coba rebahkan lah badanmu."
Di tengah kesamaan "bingung" yang kita miliki, marilah kita berpegangan tangan. Agar "kebingungan" itu menjadi lebih besar —karena kebingungan-kebingungan kita ini akan terakumulasi saat tangan-tangan kita berpegang-gandeng satu dengan yang lain— sehingga Tuhan akan menurunkan petunjuknya atas "kebingungan" besar-bersama yang kita miliki.
Tanah atau Lemah —disebut dalam salah satu bahasa suku Nusantara— bermakna ialah asal muasal kita manusia. Dalam kesamaan kata pada bahasa melayu —yang juga salah satu suku Nusantara— "lemah" berarti sesuatu yang tidak punya daya. Maka dalam nasihat orang-orang tua itu, saat terjadi kebingungan perbanyaklah mengingat asal muasal. Di mana saat itu kita hanyalah "lemah" yang tidak punya daya. Maka dalam kondisi lemah tak berdaya yang disadari sama-sama, saat itu hanya petunjuk Tuhan yang diharap.
Maka tidak ada daya dan upaya melainkan hanya dari Tuhan datangnya.
#bacalah
#nusantara
#diperjalankan

0 Komentar:

Posting Komentar