Kamis, 27 Juni 2013

Karimun Part #1 (Pesta Perpisahan)

Pesta perpisahan semalam suntuk talah berakhir. Namun tidak bagi ku, badai yang menerpa pulau kecil ini menandakan pesta itu akan terulang kembali. Barusaja menjelang subuh alunan musik kosidah terhenti, suara keras akibat bantingan kartu domino di atas meja mulai terhening dan suara adzan subuh mulai bersahut sahutan berkumandang serentak antara masjid satu dengan masjid yang lain, antara surau satu dengan surau yang lain. Walau letih karena kurang istirahat, kaki ini harus tetap melangkah menuju surau kecil bernama Al Huda. Hanya satu orang imam, satu makmum laki-laki dan dua makmum perempuan yang tengah berjamaah dalam surau tersebut.

Seberkas cahaya matahari di sudut timur maulai merekah namun di bagian selatan seolah tidak menghendakinya, datanglah berbondong-bondong gumpalan awan hitam seolah tidak mau terima bahwa malam telah berlalu. Memungut sisa-sisa keberadaan pesta malam yang begitu mengesankan. Belum lah selesai menikmati harunya pesta malam tadi, soelah tak terima bahwa pesta telah usai, angin kencang dan butiran-butiran air kecil yang tak beraturan menjatuhiku dan mengobrak abrik sampah sampah yang telah terkumpul. Tak ku biarkan itu, karena ketegasan harus mengalahkan rasa haru biru ini demi kabaikan bersama. 

Tak tampak lagi oleh ku jalannya matahari, tau tau telah berada di ketinggian tigapuluh derajat. Bersama beratnya langkah untuk kembali mengemasi barang bawaan ku unruk meninggalkan pulau kecil ini, tarsada aku dikejutkan seorang anak berseragam SD rapi dengan berteriak ditengah gerimis kecil sisa amaukan pihak selatan yang tak terima datanggnya siang, "Bapak-bapak ada pelangi..." dengan gigi ompong tengahnya terus berteriak dengan berlari ke arah ku. SUBHANALLOH,,,, Sungguh luar biasa kuasa Tuhan, mendekati arah barat lukisan Tuhan terpampang dengan tujuh warna yang berbeda, lebih menabjukkan lagi terdapat dua lengkung yang seimbang, sungguh fenomena yang langka. Fenomena ini seperti mengisyaratkan keralaan atas kepulanganku.


Cukup lama aku bertengger menyaksikan pelangi kembar itu, sudah baru ditambah haru, entah apa jadinya. Sementara di dalam kamar kecil yang ku sewa untuk tiga bulan terkhair masih tertidur pulas tiga bocah bocah karib ku, nampak begitu capek akibat pesta semalam suntuk. Tak tega rasanya mau membangunkan mereka, dan aku pun beranjak pergi ke warung kopi mbah yang berada di samping kos untuk sekedar melepas lelah dan menghangatkan badan. Manisnya kopi mix buatan si mbah membuat fikiranku melayang mengingat kembali hari-hari ku selama berada di pulau kecil ini. Sepertinya baru beberapa jam yang lalu kapal veri berlabuh menurunkan ku di pelabuhan Tanjungbalai. Rasanya baru beberapa saat menemui kepala sekolah SMK Negeri 1 Karimun dengan membawa sebundel berkas utusan Talent Scouting yang menyatakan penugasan atas diriku selama lima bulan akan mengajar di jurusan Teknik Kendaraan Ringan di sekolah itu dan sebentar lagi akan bertolak untuk meninggalkannya. 


Minggu-minggu terakhir di pulau Karimun aku disibukan beberapa kelangkapan administrasi untuk pembuatan laporan kegiatan Talent Scouting sehingga tak sempat oleh ku untuk menyiapkan sedikit kenang-kenangan untuk sekolah dan yang lebih penting sebenarnya untuk adik-adik ku di Surau Al Huda. Maka dengan waktu yang tersisa, toko buku menjadi sasaran praktisku untuk meninggalkan sedikit kenang-kenangan untuk adik-adik di Surau Al Huda. Ditemani rintik-rintik gerimis ku tunggu oplet menuju toko buku yang hanya satu-satunya di pulau itu, toko buku cabang Batam "Salemba Book Store". Setibanya di sana, selingkungan toko masih sepi hanya ada bebepa pedagang kaki lima yang mulai menggelar daganannya dan terlihat pintu toko masih tertutup rapat, hanya ada seorang karyawan yang sedang membersihkan halaman toko. Ku hampiri karyawan tersebut untuk menanyakan jam berapa toko buka. "Jam 09.00 atau jam 10.00 mas, soalnya cuaca lagi buruk mas", dengan terus menyapu halaman karyawan tadi menjawab pertanyaanku. Walau kecewa namun harus ditunggu, toh cuaca juga sedang buruk, jadi kemungkinan keberangkatan kapal veri dari Karimun ke Batam pun akan ada penundaan. Setelah menunggu kurang lebih dua jam, ahirnya aku dapat memilih beberapa buku untuk ku tinggalkan di Surau. 

0 Komentar:

Posting Komentar