Rembulan
Cahayamu
anggun teduh penuh kasih
Menyayangi
gelapnya Negeri Malam
Rembulan
Kau malaikat itu
Memberi petunjuk
dalam kegelapan
Rembulan
Tahukan kau
Bintang-bintang itu
Kerlap-kerlip menggodamu
Anggun menawan
Kau lah itu
Plengkung Gading, 16 Maret 2015
Adzan Subuh
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kok
kok kok
Ayam
berkokok
Ku
kira ia menggodamu juga
Oh
tidak,
Ia
tidak sedang menggodamu
Rupanya
ia bersuluh berita tentangmu
Aku
kebingunan
Apa
gerangan bakal terjadi
Bintang-bintang
itu tahu lebih dahulu
Mereka
berangsur menghilang
Soalah
tiada minat lagi padamu
Hai
rembulan
Ada
apa denganmu
Mengapa
cahayamu meredup
Aku
harus bagaimana
Aku
harus ke mana
Mengapa
akau semakin resah begini
Hai
rembulan
Jawablah
Mengapa
kau semakin pucat
Ayoh
jawab bidadariku
Mengapa
kau diam saja
Rembulan
Cahaya
apakah itu
Itu,
di sebelah timurmu
Mengapa
ia lebih terang
Cahayamu
mana bidadariku
Sekaratkah
kau Rembulan
Begitukah
tafsir kokokan ayam tadi
Dan
siapa pula cahaya menyilaukan itu
Diakah
yang membunuhmu?
Baiklah
Rembulan
Kalau
kau belum mati
Kau
apakan negeri malam
Hingga
begini jadinya
Kau
jualkah cahaya teduhmu itu
Taklukkah
kau pada cahaya menyilaukan itu
Apa
yang telah ia janjikan padamu?
Apakah
ia akan mengagungkanmu
Membawamu
ke negeri lain.
Ah,
itu bukan cahaya lagi
Itu
sinar, itu sina, wahai Rembulan
Sungguh
menyilaukan
Tak
mampu aku menatapnya
Bisa
hangus negeri malam ini olehnya
Itu
yang kau mau rembulan.
Jika
benar kau telah takluk
Kau
serahkan Negeri Malam padanya
Baik,
aku rela
Biar
awan dan pepohonan ini yang akan melindungiku
Melindungiku
dari terik sinarnya
Melindungiku
dari silau cahayanya
Mungkin
akan jadi arang aku dibuatnya
Mungkin
juga ia akan membutakan penghlihatanku
Jikalau
awan dan pepohonan tak berdaya
Biarkan
aku jadi arang
Biarkan
aku buta
Dengan
arang
Aku
akan mengukir namamu
Di
manapun akau berada
Sampai
habis tubuhku
Dengan
buta
Aku
akan mengenangmu
Mengenang
negeri malam
Mengenang
keteduhan cahayamu
Menikmatimu
dalam gelap
Dalam
butaku ini.
Parangtritis, 16 Maret 2015
30o sudut Matahari timur dari hamparan
pasir pantai selatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Yusup)
0 Komentar:
Posting Komentar