Senin, 15 Januari 2018

Derik Daun Pintu Menganga

Gambar diambil dari situs web pixabay.com


Derik Daun Pintu Menganga

Betapa ngiri mendengar rintihan 
orang-orang tua mengkhawatirkan
bayang-bayang daun pintu kematian.
Sewaktu-waktu engselnya berderik 
mengejutkan. Membangunkan tidur yang lelap.
Terperanjat, mengangakan mulut. Pintu terbuka, 
didorong ketiadaan. Berhembuslah angin gelisah.

Berputar-putar sebentar, melakukan ritual. 
Lalu menggedor, memanggil dan mendobrak
masuk ke dalam inti hati. Membujuk, merayu, mengajak,
mengancam dan berbagai lain penjemputan; diseret 
atau dipapah bagai batang, ditebang 
dengan cinta atau siksa.

Tua, betapa menjadi tanda untuk memancang
kewaspadaan. Tapi, betapa lemah seketika 
muda tak habis-habis menyesap candu
kejutan, dari doa yang mabuk lamunan.

Apa harus menjadi tua 
untuk sekedar merintih khawatir. Dengan pintu
kematian berderik sepanjang waktu
memberi kejutan yang tak habis, di dada.

Degupku masih belum sembuh
dari candu kejutan-kejutan, yang mendidihkan
darah mudaku. Menguap mengawang, berterus kambuh
mabuk kekaguman.

Mayoe
Yogyakarta, 15 Januari 2018

0 Komentar:

Posting Komentar