Jumat, 05 Januari 2018

Gerak Sepi Itu



Gerak Sepi Itu

Lihatlah bunga yang semi ini. Indah bukan? Tapi betapa sepi mereka. Tiada memiliki teman, yang datang dengan membawa kasih. Sesekali saja ada manusia yang lewat lalu mendekat untuk melihat dan pergi lagi, begitu saja. 

Ia tak ubahnya ribuan bunga atau rumput lain di tepi jalan. Tetap saja liar dan tak ada yang mengenalnya. Ia pun tak mengenal siapa-siapa. Kecuali para serangga yabg datang hanya pada saat kelopak-kelopak cantiknya merekah. Dan serangga-serangga itu melakukan hal yang sama kepada bunga-bunga lain. 

Apa daya, Ia bergantung dengan akar yang memakunya. Sekedar menghindar dari serangga adalah kemustahilan dan pengingkaran. Pergi kepada manusia--yang katanya penuh kasih--sama dengan menyerahkan pada kematian. Sedang melepas pakuan akar, ah tak ada bunga seradikal itu.

Tapi Ia begitu tabah, menanti hingga layu dan datang lagi benih baru. Terus begitu, hingga pada suatu hari Ia menangkap suatu gerak yang berbeda, gerak yang tak biasa, gerak yang ganjil dan unik. Gerak itu lembut tapi penuh daya. Terkadang gemetaran seolah ragu dan tak begitu tegaan. 

"Gerak apakah itu?" Bunga bergetar. 

0 Komentar:

Posting Komentar