Jumat, 22 September 2017

Percakapan Senja di Stasiun Tugu


Percakapan Senja di Stasiun Tugu

"Mengapa harus diungkapkan
walau tahu akan tetap terbata
dengan kata yang mudah menguap bersama udara?"

"Bahwa tanpa kata,
cinta tetap terbaca
dengan gerak yang serba menjadi tak biasa?"

"Telah cukup pengalaman,
sebagai bahan menyulam rajutan
sepotong kain yang disandang penghayatan"

"Dan sempurnalah pertemuan,
pengalam dan penghayat berhadapan
saling membuka dan menautkan alam dengan hanyat berpagutan"

"Timang-timanglah kembali berhati,
hingga suling kereta waktu tiba untuk menemui
lelah penunggu di stasiun tugu seyogyanya kembali"

"Lengking suling kereta tertimang,
diantara senja dan keremangan bulan besar yang telah menghilang
bersama gerbong yang ditarik laju waktu meninggalkan kenang dan petang."

Betapa lama hari menjelang
merubah mata gelap menjadi terang
bersama sejuk dan embun membasuh bilur
yang ternganga sejak malam menabur

gelap. hingga tenggelamkan jiwa kembara
yang hanya termangu tak tahu bagaimana menunggu
dan tak lagi memburu fajar lagi cakrawala
yang mengusir ungu dari biru tugu


Mayoe
Yogyakarta, 22 September 2017 M
2 Muharram 1439 H

0 Komentar:

Posting Komentar