Mungkin,
Secangkir Cinta
Kau
ini jahat. Membuatku mabuk hebat dan selama ini. Secangkir kopi tubruk yang kau
suguhkan, itu lah biangnya. Menyeduh kopi dengan air mendidih, tak mengapa. Aku
pun sudah biasa. Tapi senyum di bibirmu, mengapa kau biarkan jatuh menggulai secangkir
kopi itu. Baru sesapan pertama, sudah langsung membuatku berkeringat. Hingga
sesapan terakhir, benar-benar membuat susah tidur. Kepala berat, mabuk oleh
senyum yang turut larut kau seduh.
Ku
akui, senyummu memang mujarab munggulai secangkir pertemuan. Dan terpaksa, aku
harus mengalah dan menyerahkan diri untuk menggilaimu.
Dan
kalau boleh bertanya. Akan sampai berapa lama ya, senyummu manjur memabukan dan
menggilakanku?
Mayoe,
2017
0 Komentar:
Posting Komentar