Kehidupan I
Dari yang tak terhingga di ketel kehidupanku
direbus dengan air asam garam lautan
cinta yang mendidih sepanjang siang
menguapkan ke udara panas hingga hangat senja
menjelang malam berkeciak menyuling
dengan tiupan kelam yang panjang dan dingin
kembali cair menggantung di ujung fajar
hijau kuncup daun-daun membulir bening mata ikan
ditiup semilir nafas, menyapu jatuh ke tanah subur gembur.
Hujan turun membasuh basahi suciku tumbuh
ditabur sinar mentari pada bebijian yang dibawa
burung terbang dan hinggap di dahan-dahan pepohonan.
Dari pagi mencari makan dan senja bersangkar
memberi cinta pada mulut yang menganga lapar
mendulangnya dengan paruh kokoh sendiri dan perkasa
dengan lembut mendidik kumencicit manja
memberi tanda belajar terbang bebas
mendewasa dilepas pergi mencari
makan dan membuat sangkar sendiri.
Mayoe
Yogyakarta, 11/11/17
0 Komentar:
Posting Komentar