Batu Gunung, Sepiku
Duhai kekasih dan hidupku
di sini teronggok berpeluk gelap yang beku
membelit, udara selimut kawat menancap penuh paku
menusuk-nusuk semakin dalam, semakin gerakku
meringkuk menyusut menjadi batu
di puncak gunung sepiku.
Kabut basah, badai berbagai arah
memukul, menampar dengan tangan dingin
menyemai bibit-bibit air dengan bertengadah wajah
berbintik-bintik mengundang nafas kasih, tiupkan angin
sepoi, menyapu lirih tetesan bulir-bulir perih
dari ujung bulu-bulu lumut yang tumbuh
di tepi kelopak mataku, memutih
udara beku, menggigit rapuh
Mayoe
Sumbing, 19 Desember 2017
0 Komentar:
Posting Komentar